Dalam pembahasan ini akan membawa bahan bahasan mengenai bagaimana islam
mengajarkannya kepada semua umat muslim dalam memilih dan menentukan
calon istri untuk teman hidup sepanjang hidupnya.
Dalam memilih isteri, Islam mengajarkan kepada kaum lelaki muslim untuk memperhatikan dua hal esensial, yaitu:
1) silsilah keturunan calon isteri, dan
2) lingkungan tempat wanita itu
Berikut sejauh mana lingkungan tersebut berpengaruh pada kepribadiannya.
Rasulullah Saw bersabda : "Pandai-pandailah memilih calon isteri karena saudara isteri akan menurunkan sifat dan karakternya pada anak kalian". Dan dalam pitutur lain Rasulullah Saw berujar: Pilihlah dengan benar wanita yang akan mengandung anakmu karena unsur keturunan sangat berpengaruh pada anak.
Rasulullah menganjurkan untuk memilih isteri dari keluarga yang
memiliki sifat-sifat terpuji, karena keluarga yang baik akan membentuk
karakter yang baik pula pada diri wanita tersebut.
Islam juga menekankan untuk memilih isteri dari lingkungan sosial yang
bersih, karena lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh yang baik
pula kepada wanita tersebut. Sebaliknya, Islam melarang kaum lelaki
memilih isteri dari lingkungan yang buruk. Dalam hadis disebutkan,
bahwa Rasul Saw melarang untuk mempersunting wanita cantik yang hidup
di lingkungan yang sesat.
Beliau bersabda :
Berhati-hatilah terhadap wanita cantik yang hidup di lingkungan yang tidak baik.
Ajaran Islam juga melarang laki-laki menikahi wanita pezina. Sabda Nabi:
Jangan sekalipun kalian menikahi wanita yang terang-terangan berzina.
Juga wanita yang tidak sehat secara mental dan psikologis. Sebab,
dikhawatirkan anak yang akan dilahirkannya akan mewarisi kegilaan
ibunya. Ketika Rasul Saw ditanya, perihal menikahi wanita yang cacat
mental, beliau menjawab: Jangan!
Ali bin Abi Thalib Ra mengingatkan kepada para pria Muslim untuk tidak
menikahi wanita dungu, karena dikhawatirkan anak yang bakal
dilahirkannya akan mewarisi kedunguannya. Selain itu, wanita dungu
tidak akan mampu mendidik anak dengan baik dan benar. Ali Ra berujar:
Jangan sekalipun kalian mengawini wanita dungu karena bergaul dengan
wanita seperti itu merupakan petaka bagi seseorang dan anak yang
dilahirkan bakal tidak berguna. Tatkala salah seorang sahabat
berkonsultasi kepada Rasul Saw perihal kriteria dasar calon istri,
beliau menjawab tegas: Nilai keimanan dan loyalitas keagamaan harus
dijadikan acuan utama memilih pendamping hidup. Dalam sebuah riwayat
dituturkan, bahwa suatu hari, seseorang datang menemui Rasul Saw dan
meminta nasehat darinya tentang perkawinan. Rasul saw bersabda:
Pilihlah wanita yang loyal kepada agamanya, niscaya engkau akan
bahagia” (HR Muslim).
Memilih pesangan hidup harus memprioritaskan masalah agama di atas
harta dan kecantikan wanita. Karenanya Rasul Saw mengingatkan: Jika
lelaki mengawini seorang wanita karena kecantikan atau hartanya, ia
tidak bakal mendapatkan apa yang ia cari itu. Tetapi bila ia
mengawininya karena agamanya, Allah pasti akan memberinya kecantikan
dan harta” (HR Turmudzi). Seorang pria harus memilih wanita salehah dan
dari klan keluarga baik-baik untuk pendamping hidupnya, sebab wanita
yang berasal dari keturunan yang baik dan dibesarkan di lingkungan
keluarga yang beriman, akan menjadi wanita yang taat beragama. Wanita
seperti inilah yang kelak jika bersuami dapat mendidik anak-anaknya
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam.
Para pria yang hendak menyunting wanita untuk pendamping hidupnya,
hendaknya menentukan pilihannya kepada wanita yang bisa mengantarkannya
atau menjadi mitra hidupnya, untuk meraih kebahahiaan abadi di negeri
akhirat (surga Allah), sebagaimana pitutur Rasul Saw: Jika wanita salat
lima waktunya, berpuasa di bulannya, menjaga kemaluannya dan mentaati
suaminya, maka kelak akan dikatakan kepadanya:‘Masuklah ke dalam surga
dari pintu surga mana saja yang kamu sukai’ (HR Ibnu Hibban dan
Thabrani). Sebaliknya, hendaknya para lelaki tidak menikahi wanita
jahat. Dalam sebuah riwayat dituturkan: Kejahatan seorang wanita jahat
adalah seperti jahatnya seribu orang jahat dari kaum lelaki. Kebaikan
seorang wanita yang salehah adalah sepadan dengan amal saleh tujuh puluh
orang-orang shiddiqin.
Dalam sebuah riwayat ditandaskan, Rasulullah Saw bersabda tentang wanita yang digaransi (dijamin) masuk surga, yaitu:
1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada Allah dan suami, subur (bisa mempunyai anak) serta sabar;
2) Menerima apa yang ada—pemberian suami—walaupun sedikit, dan bersifat pemalu;
3) Jika suaminya pergi, ia menjaga dirinya dan harta suaminya;
4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia mempunyai anak yang
masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya, memelihara dan mendidik
anak-anaknya, serta berbuat baik terhadap mereka dan tidak mau nikah
lagi karena takut menyia-siakan mereka.
Rasulullah Saw juga mewartakan tentang wanita yang kelak menjadi penghuni neraka, yaitu:
1) Wanita yang jelek lisannya terhadap suami, jika suaminya pergi, ia
tidak menjaga dirinya. Jika suaminya di rumah, ia menyakiti suaminya
dengan ucapannya;
2) Wanita yang membebani suami (dengan tuntutan) yang suami tidak mampu melakukannya;
3) Wanita yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan ia keluar dari rumahnya dengan berhias;
4) Wanita yang sama sekali tidak memiliki keinginan kecuali makan,
minum, dan tidur. Ia tidak memiliki gairah untuk mengerjakan salat,
untuk mentaati Allah Azza wa Jalla, mentaati Rasul, serta tidak mentaati
suaminya. Maka jika ada wanita memiliki sifat-sifat tersebut, ia adalah
wanita terlaknat, serta bakal menjadi penghuni neraka Allah, kecuali
jika ia bertaubat.
Rasulullah Saw mewartakan karakteristik dasar wanita baik yang layak
dijadikan mitra hidup, guna mengarungi bahtera kehidupan di alam wujud
ini. Diantara karakter dasar pasangan hidup yang baik itu ialah:
Pertama:
Menyejukkan hati apabila dipandang. Dalam sebuah hadis riwayat Abu
Umamah al-Bahiliy dituturkan: Bagi seorang Mukmin laki-laki, sesudah
takwa kepada Allah, maka tidak ada sesuatu paling berguna bagi dirinya
selain istri yang saleh, yaitu wanita yang taat bila diperintah,
melegakan bila dilihat, beramanah bila diberi janji, dan menjaga
kehormatan dirinya dan suaminya ketika suaminya pergi (HR Ibnu Majah).
Kedua:
Bisa dipercaya. Sa’ad bin Abi Waqas meriwayatkan, bahwasanya Rasul Saw
bersabda: Ada tiga macam keberuntungan di dunia ini, yaitu istri yang
salehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia
amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu; kuda yang penurut
dan cepat larinya sehingga dapat membawa kamu menyusul temen-temanmu;
rumah besar yang banyak didatangi tamu-tamu (HR Hakim).
Ketiga:
Memendarkan nuansa teduh dan ketenangan pikir. Allah Azza wa Jalla
mewartakan dalam Alquran: Di antara tanda kekuasaan-Nya yaitu Dia
menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu
dapat memperoleh ketenangan bersamanya dan Dia menjadikan rasa cinta dan
kasih sayang antara kamu. Sungguh di dalam hal yang demikian itu
merupakan tanda-tanda (kekuasaan) bagi kaum yang berpikir (QS al-Rum/30:
21).
Keempat:
Menjadi motivator ibadah dan meneguhkan aqidah. Rasul Saw bersabda:
Barangsiapa diberi oleh Allah istri yang salehah, maka sesungguhnya ia
telah diberi pertolongan oleh Allah meraih separuh agamanya. Kemudian
hendaklah ia bertakwa kepada Allah di dalam memelihara separuh lainnya
(HR Thabrani dan Hakim).
hidup.
Ajaran
Islam memberi tuntunan terbaik kepada para lelaki di dalam menjatuhkan
pilihannya kepada wanita yang hendak dijadikan pendamping hidup, agar
pernikahannya membuahkan berkah hidup dan kehidupan dunia akhirat.
Adapun kriteria wanita baik yang patut dijadikan istri, sebagaimana
diajarkan Alquran dan Sunnah Nabi ialah:
1. Wanita yang memiliki rasa takut kepada Allah (bertakwa);
2. Wanita yang memiliki keimanan jernih kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat,
dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk;
3. Wanita yang tulus bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadan, dan naik haji bagi yang mampu;
4. Wanita yang berkepribadian ihsanah, yaitu beribadah kepada
Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah,
dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya;
5. Wanita yang tulus ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah,
tawakal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap
azab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar
atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang
diberikan kepadanya;
6. Wanita yang gemar membaca dan mendaras Alquran, serta berusaha
memahami kandungan isinya, berzikir mengingat Allah ketika sendiri atau
bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata;
7. Wanita yang tegak menghidupkan amar makruf dan nahi munkar pada keluarga maupun lingkungan masyarakatnya;
8. Wanita yang teguh berbuat baik kepada tetangga, anak yatim,
fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan
ternak yang dia miliki;
9. Wanita yang senang menyambung tali persaudaraan terhadap orang
yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada
dirinya, dan memaafkan orang yang menzaliminya;
10. Wanita yang rajin berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia;
11. Wanita yang senantiasa menegakkan sendi-sendi keadilan, serta
berlaku adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh
makhluk;
12. Wanita yang eksis menjaga lisannya dari perkataan dusta, tidak
bersaksi maupun berjanji palsu dan tidak menceritakan kejelekan orang
lain (ghibah);
13. Wanita yang menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya;
14. Wanita yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, dan suaminya jika telah menikah;
15. Wanita yang suka menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian Kiat Dan Tips Memilih Istri Menurut Ajaran Islam ini, semoga bisa menyimpan manfaat untuk semuanya khususnya anda para pembaca dan pengunjung blog ini.
0 komentar:
Posting Komentar